Judul: Aroma Karsa
Penulis : Dee Lestari
Penerbit: PT. Bentang Pustaka
Tahun: 2018, cetakan pertama
Tebal: xiv + 710 hlm
Aroma Karsa menceritakan tentang Raras Prayagung, yang mendapat wasiat dari Eyang putrinya. Berawal dari lontar kuno, Puspa Karsa yang dikenalnya sebagai dongeng ternyata tanaman sungguhan.
Porsi pertama akan mengubah nasibmu.
Porsi kedua akan mengubah nasib keturunanmu.
Porsi ketiga akan mengubah dunia sebagaimana keinginanmu.
(hal. 9)
Raras Prayagung sosok perempuan kuat dan ambisius, memiliki obsesi untuk menemukan Puspa Karsa, bunga yang konon mampu mengendalikan kehendak. Puspa Karsa hanya bisa ditemukan melalui aroma. Obsesinya inilah yang membawa Raras bertemu dengan Jati Wesi.
Jati Wesi tumbuh di daerah TPA Bantar Gebang. Ia memilik penciuman yang luar biasa sehingga membuatnya dijuluki si Hidung Tikus. Berbagai pekerjaan dilakukan Jati Wesi untuk bertahan hidup, namun yang paling ia banggakan yaitu: meracik parfum.
Raras Prayagung mengajak Jati Wesi untuk bekerja dengannya serta tinggal di rumahnya. Ia pun semakin terlibat jauh dalam keluarga Raras. Serta mempertemukannya dengan anak perempuan Raras, Tanaya Suma yang juga memiliki kemampuan penciuman seperti Jati.
Aroma Karsa membawa kita ke
perjalanan Jati Wesi dan Suma serta orang-orang suruhan Raras menemukan Puspa Karsa yang penuh kejutan. Kita diajak untuk
menengok sekelumit sejarah yang di masa lampau. Juga mengenal sebuah
dunia lain yang mungkin tidak pernah kita jumpai secara nyata.
Perlahan-lahan misteri demi misteri tentang asal usul Jati Wesi dan
Tanaya Suma terbuka. Siapakah sebenarnya mereka? Dan bagaimana dengan
pencarian Puspa Karsa?
Dee Lestari dalam novel-novelnya tidak hanya menghadirkan cerita yang menarik untuk diikuti namun juga menambah banyak 'ilmu' di dalamnya. Novel ini membawa kita terbawa dalam perjalanan Jati Wesi dalam mengenali dan mengeksplorasi berbagai bau. Beragam aroma diceritakan dengan detil di sini.
Novel ini terasa sangat kental nuansa Jawa di dalamnya mulai dari sebagian nama-nama tokohnya, asal-usul Raras dan masa kecilnya, sisi lain kehidupan di Gunung Lawu, sekelumit kisah kerajaan Majapahit maupun kalimat-kalimat yang dimunculkan pada beberapa bagian buku ini.
"Tan wenang kinawruhan ng katrsnan, wenang rinasan ri manah juga."
Asmara. Tidak bisa dipahami, cuma bisa drasakan akibatnya." (hal. 440)
Novel bergenre fiksi, roman dan fantasi ini memiliki alur cerita maju dan mundur. Saat alur berjalan mundur, akan banyak kejutan-kejutan yang membawa kita menemukan keterkaitan setiap orang maupun peristiwa satu dengan yang lainnya.
Buatku sendiri ada yang istimewa dari novel Aroma Karsa dan terasa relate denganku. Bagaimana cara Dee memunculkan berbagai nama kimia zat juga alat-alat laboratorium, mengingatkan aku saat menjadi mahasiswa Kimia dulu. Cukup familiar dengan nama-nama kimia yang disebutkan oleh Dee. Begitu pula dengan ekspedisi pendakian ke Lawu, ini juga pernah aku alami saat kuliah.
Seperti novel-novel Dee lainnya yang page turner saat membacanya, begitu pula Aroma Karsa. Novel setebal 700 halaman ini aku selesaikan dalam waktu 3 hari, lebih cepat dari perkiraanku. Novel ini juga membuatku merasakan "book hangover' selama berhari-hari. Belum lagi, setelah membaca novel ini, aku jadi mikir sendiri, sepeka apa sih aku dalam membaui sesuatu? Jadi, sedikit-sedikit ketika membaui sesuatu, trus mikir, "Ini bau apa, ya?" Hahaha.
Baca juga:
Review Buku: Supernova 6: Inteligensi Embun Pagi
Review Buku Rapijali 1: Mencari, Novel Remaja Bertema Musik Karya Dee Lestari
Komentar
Posting Komentar