[Review Buku] Supernova 6: Inteligensi Embun Pagi

Judul buku: Supernova

    Episode: Inteligensi Embun Pagi

Penulis: Dee Lestari

Penerbit : Bentang Pustaka

Tahun : 2016

Tebal: xiv + 710 hlm


Ini mungkin novel paling tebal yang pernah aku baca.  Memilih saat long weekend untuk membaca novel epic dari Dee Lestari ini. Butuh sekitar 3 hari  aku menyelesaikannya.

Jujur, aku belum membaca seluruh episode Supernova sebelumnya. Meskipun begitu, novel ini tetap bisa kuikuti alur ceritanya. Dan justru membuatku penasaran, ingin membaca episode-episode sebelumnya.

Supernova 6: Inteligensi Embun Pagi (IEP) mempertemukan tokoh-tokoh dari episode-episode Supernova sebelumnya: Kesatria, Putri dan Bintang Jatuh (KPBJ), Akar, Petir, Partikel, Gelombang.

Gio yang berangkat ke Indonesia setelah mendapat petunjuk dari Upacara Ayahuasca. Ia menemui Dimas dan Reuben untuk menelusuri identitas di balik Supernova.

Bodhi dan Electra bertemu di Bandung,  memicu ingatan mereka akan tempat bernama Asko.

Zarah yang pulang ke desa Batu Luhur, berhadapan dengan misteri hilangnya Firas, ayahnya. Gio menemui Zarah atas permintaan teman Gio. 

Alfa bersama Kell datang dari New York menuju Jakarta.

Supernova 6: Inteligensi Embun Pagi

Lima peretas dari gugus Asko:  Bodi, Elektra, Zarah, Alfa, Gio. Mereka dengan batu sesuai dengan simbolnya masing-masing: Akar, Petir,  Partikel,  Gelombang, Kabut. Serta perannya sebagai   Peretas Kisi, Peretas Memori, Peretas Gerbang, Peretas Mimpi, Peretas Kunci. Serta bangunnya Foniks, Peretas Mimpi yang terputus dari gugusnya.

Dari berbagai tempat mereka kemudian saling terhubung. Identitas mereka semakin jelas. Infiltran, Sarvara, Peretas bertemu. Apa yang akan terjadi jika semua  muncul di sini?  Dan misi apa sebenarnya yang mereka bawa

"Pergantian siklus yang mulus itu ndak bakal terasa oleh orang kebanyakan. Kalau pergantiannya kasar, macam yang mau dibikin sama Sarvara sekarang ini, ya, hancur-hancuran. Mau apa? Hujan sebulan?Gunung supervolkano? Supertaifun? Semua yang super-super pokoknya. Tinggal pilih."(hlm. 418).

Meskipun banyak tokoh di novel ini, namun masing-masing karakter tokohnya sangat kuat. Misteri-misteri  terungkap di sini, tentang Diva, Ishtar, kematian Firas, juga tentang tokoh Toni atau Mpret, Bong.

Aku terkesan dengan penggambaran bagian dari Bukit Jambul dengan rumpun-rumpun jamurnya yang bercahaya, tempat Firas ditemukan. Meskipun dipenuhi ketegangan saat membaca halaman demi halaman, Dee menyelipkan suasana humor melalui obrolan  Kell terutama saat menyebut "The Chen-Doll Team",  pergulatan  Alfa dan Ishtar,  romansa sekaligus menguras emosi antara Zarah dan Gio. Banyak momen Zarah yang bikin aku mellow. 

"Kamu mungkin ndak percaya ucapanku sekarang. Tapi semua yang terjadi dalam hidupmu adalah yang terbaik." (hlm. 526)

Speechless dengan Mbak Dee untuk novelnya yang  bener-bener keren dan menakjubkan. Page turner. Membuat aku pengin terus membaca halaman berikutnya. Aku jadi seperti dibawa dari satu tempat ke tempat lain, ke dimensi lain mengikuti perjalanan tokoh-tokohnya. 

Dan setelah tamat membaca, butuh berhari-hari buatku untuk move on dari novel ini. Semoga Permata -Peretas Puncak- segera dibangunkan Dee, ya.

 

Baca juga:

Review Buku Rapijali 1: Mencari, Novel Remaja Bertema Musik karya Dee Lestari

Review Buku:  Aroma Karsa, Novel Fiksi, Roman dan Fantasi karya Dee Lestari


 

Komentar