Cerita Perjalanan Beradaptasiku Bersama Buku Selama Pandemi

buku gramedia pustaka utama

Bulan Maret lalu, Penerbit Gramedia Pustaka Utama (GPU) berulangtahun yang ke-47. Selamat ulang tahun #GPU47. Bulan Maret lalu juga tepat setahun Pandemi Covid-19 dirasakan di Indonesia yang berdampak banyak bagi semua pihak. Bagiku sendiri yang merupakan guru Paud, tentu sangat terasa dampaknya. Adanya aturan pembelajaran dari rumah, maka semua kegiatan guru sebagian besar dilakukan di rumah. Jika pun ada kegiatan di sekolah atau pertemuan terkait pekerjaan maka dilakukan dengan waktu terbatas. Hal ini lah yang menyebabkan banyak waktu luang  dibandingkan sebelum pandemi.  

 

Work from Home atau kegiatan Bekerja dari Rumah membuatku lebih banyak menggunakan gadget, baik smartphone maupun laptop. Setelah berjam-jam di depan gadget,  tentu saja otak butuh refreshing. Salah satu aktivitasku yang meningkat di masa pandemi ini adalah membaca buku.

Sejak kecil, aku sudah gemar membaca. Selama pandemi ini, di mana banyak waktuku yang luang, maka membaca buku adalah aktivitas pilihan yang paling aku suka. Sebelum pandemi ini, kesibukan kerja membuatku hanya sesekali membeli atau membaca buku baru. Mungkin 1 tahun aku hanya membeli 2-3  buku baru.  Lebih banyak membacakan buku cerita anak untuk murid-murid di sekolah. 

 

Buku-buku terbitan Gramedia Pustaka Utama (GPU) bukanlah hal yang baru buatku. Ada banyak koleksi buku terbitan GPU yang berderet di rak bukuku. Mulai dari buku-buku relationship  Men are From Mars, Women are from Venus karya John Gray, buku-buku motivasi, novel teenlit, metropop hingga novel romansa terjemahan. Tak ketinggalan di masa pandemi ini, buku-buku dari Gramedia Pustaka Utama menjadi teman beradaptasi. Yuk, ikuti cerita perjalananku  #BersamaBeradaptasi dengan buku-buku GPU selama pandemi ini.

 

Don’t Sweat the Small Stuff at Work (Jangan Memusingkan Masalah Kecil di Tempat Kerja)

BersamaBeradaptasi dengan buku-buku GPU selama pandemi berawal saat lagi menata ulang koleksi buku-bukuku, aku menemukan buku bersampul hijau dari penulis buku Richard Carlson. Buku terjemahan terbitan Gramedia Pustaka Utama ini merupakan cetakan keempat pada tahun 2003. Buku ini sudah lama bertengger manis di rakku. Namun,  seingatku aku belum pernah membacanya sampai tuntas. Akhirnya, selama liburan semester, kusempatkan membaca buku ini. 

“Saya tahu bahwa pekerjaan bisa sulit, tetapi saya juga tahu bahwa kita dapat belajar menanggapi kesulitan itu dengan cara lebih positif. Mudah-mudahan Anda beruntung mendapatkan yang terbaik dalam kehidupan kerja Anda, juga berharap buku ini menjadikannya sedikit lebih mudah." (hlm. xvii).

 

Berbeda saat membaca novel, untuk menyelesaikan buku self improvement semacam ini, aku butuh waktu lebih dari seminggu. Butuh pemahaman mendalam untuk memaknai  setiap isinya. Salah satu bab yang mengena dan sesuai dengan kondisi saat ini yaitu: Tanyakan, “Apakah saya Memanfaatkan Saat Sekarang dengan Sebaik-baiknya?”

Aku sadar, kondisi pandemi yang tidak menentu ini seringkali membuat kita stress, mengeluh dan overthinking. Namun, kita tetap harus optimis dan berusaha memanfaatkan waktu sebaik-baiknya. Banyaknya waktu luang saat work from home dapat digunakan untuk menyelesaikan tugas-tugas yang sebelumnya tertunda, atau belajar hobi baru untuk mengembangkan diri.

 

Membaca Buku GPU Melalui Perpustakaan Digital

Me Time versiku adalah membaca buku favoritku tanpa diganggu. Jika ditanya buku bacaan favoritku maka aku akan menjawab, "Fiksi. Novel, terutama genre romansa." Menurutku, aktivitas harian sudah begitu berat dan membuat pikiran penuh. Jadi, dengan membaca novel fiksi bergenre romantis, akan menyegarkan pikiran dan mengembalikan energi. 

Kondisi saat ini memang membatasi kita untuk beraktivitas di luar rumah dan berada di tempat umum, termasuk ke toko buku. Ohya, aku tinggal di Yogyakarta. Semasa SMA –puluhan tahun silam- toko buku Gramedia termasuk tempat yang sering aku kunjungi karena letaknya dekat dengan sekolahku. Lalu berlanjut saat kuliah sampai bekerja, aku hobby mendatangi pameran-pameran buku yang sering banget diadakan di kota pelajar ini. Stand pameran buku favoritku tentu saja Gramedia. Dan, aku memanjakan diri dengan membeli novel-novel kesukaanku, yaitu: novel-novel terjemahan Harlequin.

 


Keterbatasan untuk keluar rumah, perlunya menjauhi kerumunan sekaligus berkurangnya pemasukan karena pandemi ini padahal jiwa ingin membacaku terus meronta-ronta, membuatku tetap berupaya mencari cara agar tetap bisa membaca buku-buku kesukaanku.

Aku pun mulai mengenal perpustakaan digital dari bookstagrammer-bookstgramer yang aku ikuti, di antaranya: iPusnas. iPusnas adalah aplikasi perpustakaan digital yang dimiliki oleh Badan Perpustakaan Nasional. 

BersamaBeradaptasi dengan buku-buku Gramedia Pustaka Utama berlanjut melalui kegiatanku meminjam novel di perpustakaan digital Ipusnas. Dan, bacaan yang paling sering aku cari, tak lain adalah novel-novel romansa terbitan GPU. Aku kadang sampai bingung karena begitu banyak pilihannya, sementara aku belum yakin apakah bisa membaca sesuai waktu peminjaman. Aku lebih banyak membaca novel-novel yang ringan.

 

Reading Slump? Tinggal Reread (Membaca Ulang) Koleksi Novel-Novelku 

Ada kalanya kejenuhan melanda saat pandemi. Pengin  me time dengan baca buku, tapi kok nggak ada buku baru. Atau ada buku baru kok isinya berat dan membutuhkan konsentrasi. Mau baca buku digital tapi mata lelah setelah berkutat dengan laptop. Atau ketika hanya pengin membaca buku-buku yang ringan untuk memanjakan diri.  Yeah, tinggal pilih-pilih koleksi novel yang kubeli sejak belasan tahun lalu? Ohya, koleksi novelku ini sudah mirip di taman bacaan yang marak beberapa tahun lalu (sebelum tergeser oleh gadget). 

 

novel Gramedia Pustaka Utama

 

Membuat Akun Bookstagram

Hobi baru terkait dengan buku yang kulakukan selama pandemi ini yaitu mewujudkan “impian” mempunyai akun instagram khusus tentang hobby membacaku dan seputar buku pada bulan Agustus 2020. Atau orang-orang menyebutnya dengan bookstagram.

Setelah membuat akun bookstagram semakin banyak yang aku lakukan berkaitan dengan buku: mulai dari membaca buku (entah buku baru maupun buku lama), mereview buku dan memotret segala hal yang terkait dengan buku dan aktivitas membaca. Tentu saja buku-buku Gramedia Pustaka Utama termasuk yang menghiasi bookstagramku. Buku-buku dengan berbagai genre maupun penulis antara lain: TheLittle Prince, Spring in London, buku-buku karya John Gray, novel-novel lama karya Marga T dan Mira W, novel-novel terjemahan dari Paulo Coelho, novel-novel Harlequin karya Nora Roberts.

Aku senang dengan aktivitas baruku ini, selain mendapat banyak ilmu –termasuk rekomendasi buku-buku bagus-, aku juga jadi lebih banyak tau tentang bookstagrammer-bookstagrammer dan belajar banyak dari mereka. Tujuanku sebenarnya sederhana saja, yaitu: menebarkan virus membaca pada banyak orang. Aku percaya setiap hal positif pasti akan memberikan dampak positif juga bagi orang lain. 

 

 

the little prince

Begitulah caraku beradaptasi bersama buku-buku Gramedia Pustaka Utama selama pandemi ini. Setidaknya dengan hobi membacaku dan begitu banyaknya buku GPU di sekitarku, aku bisa terhibur, membantuku melewati waktu-waktu yang kadang terasa membosankan atau membuat jenuh dan terasa berat. Tentu saja, banyak energi positif yang aku dapat setelah membaca buku-buku kesukaanku. Terimakasih banyak pada Gramedia Pustaka Utama untuk terbitan buku-bukunya yang berkualitas. Terimakasih telah menemaniku #BersamaBeradaptasi selama pandemi ini.

 

 #BersamaBeradaptasi

#GPU47

 

 

Komentar