[Review Buku]: Konspirasi Alam Semesta karya Fiersa Besari


 Judul    : Konspirasi Alam Semesta

 Penulis  : Fiersa Besari

Penyunting : Juliagar R. N.

Penerbit  : Mediakita

Tahun terbit : 2017, cetakan pertama

Tebal  : vi+238

 

Blurb: 

"Seperti apakah warna cinta? Apakah merah muda mewakili rekahannya ataukah kelabu mewakili pecahannya?"

Konspirasi Alam Semesta merupakan novel kedua Fiersa Besari setelah Garis Waktu. 

Berkisah tentang Juang Astrajingga -lelaki kumal, bertubuh kurus,  berambut gondrong- yang  jagadnya sejenak berhenti  saat pertama kali bertemu dengan Ana Tidae tanpa sengaja.  Semesta membawa mereka bertemu kembali, ketika narasumber yang harus diwawancarai Juang adalah Ana Tidae.

 

Ana  sudah memiliki kekasih, meskipun hubungan mereka sempat diwarnai dengan pengkhianatan kekasihnya. Bersama Juang, Ana merasa istimewa. Juang pun meyakinkan Ana, kalau dia bisa lebih membuat Ana bahagaia.  Ia pun  memilih bersama Juang. Kita dibawa ke dalam momen-momen romantis Juang dan Ana, misalnya saat naik bianglala dan melihat senja, pendakian ke Gunung Slamet, saat Juang menunjukkan rumah seperti yang diimpikan Ana.

"Berlarilah, aku akan mengejarmu

Sembunyilah, aku akan temukanmu

Membekulah, aku akan menunggumu luluh

Karena aku tahu kau yang pantas untukku'' (hlm. 28)

Ana dan Juang membawa konflik  diri masing-masing yang berasal dari keluarga. Ana yang memendam kesedihan dan trauma  atas  meninggalnya Ibunya,  sakit yang dialami Ana dan bagaimana sosok Ayahnya yang sangat menyayangi Ana. Juga Juang yang memiliki konflik dengan ayahnya, serta bagaimana saat ia harus kehilangan ibunya.

Novel ini tak hanya melulu tentang romansa Ana dan Juang, serta konflik keluarga. Masalah politik serta kemanusiaan juga mewarnai kisah dalam novel ini.  

Issue politik muncul seperti latar belakang ayah Juang yang seorang eks tapol, perjalanan Juang  sebagai jurnalis ke Papua untuk membuat film dokumenter tentang kehidupan dan budaya di Papua serta konflik politik gerakan memerdekakan diri di Papua. Ia bercerita melalui surat-surat yang ditulis untuk Ana, termasuk keindahan  Raja Ampat.

Issue kemanusiaan juga muncul saat Juang terpanggil untuk ikut menjadi relawan ketika Gunung Sinabung meletus.

"Jariku akan pulang pada genggamanmu

Bibirku akan pulang pada keningmu

Tubuhku akan pulang pada dekapanmu

Sejauh apa pun kita, hatiku tertinggal di sebelahmu" (hlm. 70)

Novel ini cukup mengaduk-aduk emosi.  Terkejut dan nggak nyangka dengan endingnya. Hmm, penasaran dengan perjalanan romansa Juang dan Ana?

Seperti buku Fiersa Besari yang lainnya, novel ini penuh dengan kalimat-kalimat puitis dan pilihan kata yang apik. Terutama di bagian akhir setiap bab.

Ada 11 judul bab sesuai judul lagu dalam Albuk ini, antara lain: Konspirasi Alam Semesta, Kau, Juara Kedua, Sepasang Pendaki, Rumah, Hingga Napas Ini Habis, dan beberapa judul lainnya.


Konspirasi Alam Semesta bisa jadi  pilihan menarik untuk mengisi waktu santai. Bisa selesai dalam sekali baca.  Saranku, baca sambil mendengarkan lagu-lagu yang disertakan di  Album Buku (Albuk) ini saat senja atau malam hari.


Baca juga:

Review Buku: Garis Waktu, Sebuah Perjalanan Menghapus Luka 

 

Komentar