PAUD Sebagai Pijakan Awal Pendidikan Berwawasan Lingkungan Dalam Upaya Pencegahan Global Warming

 

 

Pendidikan Anak Usia Dini merupakan suatu upaya pembinaan yang ditujukan kepada anak sejak lahir sampai dengan usia enam tahun yang dilakukan melalui rangsangan pendidikan untuk membantu pertumbuhan dan perkembangan jasmani dan rohani agar anak memiliki kesiapan dalam memasuki pendidikan lebih lanjut. Beberapa tahun terakhir ini pemerintah menunjukkan kepedulian yang tinggi akan peningkatan PAUD dengan memberikan fasilitas dan kemudahan-kemudahan  demi pengembangan PAUD di berbagai daerah. Selain itu, semakin meningkatnya kesadaran orang tua dengan memberikan pendidikan pada anak di usia-usia awal perkembangan dan pertumbuhannya menjadikan peran PAUD semakin diperhatikan.

Saat ini, peran PAUD semakin penting sebagai pijakan awal anak-anak untuk mengenal dunia sekitarnya setelah lingkungan keluarga atau rumah. Usia dini atau sering disebut usia  emas (golden age) merupakan usia yang sangat penting bagi perkembangan anak. Anak mulai belajar bersosialisasi dan menyerap apa yang diberikan oleh lingkungan barunya. Untuk itulah menjadi tanggung jawab para pendidik PAUD untuk memberikan pengalaman belajar yang sesuai dengan usia anak untuk mencapai tujuan yang diharapkan tanpa menjadikan beban atau tekanan bagi anak-anak tersebut.

Pelaksanaan  Pendidikan Anak Usia Dini hendaknya menggunakan prinsip-prinsip sebagai berikut ini :

v  Berorientasi pada Kebutuhan Anak

v  Belajar melalui bermain

v  Menggunakan lingkungan yang kondusif

v  Menggunakan pembelajaran terpadu

v  Mengembangkan berbagai kecakapan hidup

v  Menggunakan berbagai media edukatif dan sumber belajar

v  Dilaksanakan secara bertahap dan berulang-ulang

Perkembangan pendidikan dewasa ini menuntut pendidik, dalam hal ini pendidik PAUD untuk mengembangkan kurikulum maupun metode pembelajaran yang disesuaikan dengan perkembangan kondisi yang ada.

Isu penting yang saat ini sedang marak dibicarakan adalah mengenai globalisasi yang memiliki tantangan tersendiri dalam bidang pendidikan. Berbagai tantangan yang dihadapi antara lain : perkembangan teknologi, krisis energi dan perubahan iklim. Salah satu isu yang dewasa ini mendapat perhatian penting  adalah tentang pemanasan global (global warming). Pemanasan global adalah fenomena peningkatan suhu rata-rata permukaan bumi yang terus meningkat sehingga mengakibatkan udara menjadi lebih panas atau hangat dari biasanya. Apabila peningkatan suhu ini terus menerus maka es di kutub akan mencair sehingga permukaan air laut akan naik. Hal ini dapat mengakibatkan tenggelamnya pulau-pulau di dunia. Penyebab pemanasan global antara lain :

v  Peningkatan emisi gas berbahaya (seperti gas karbondioksida dan metana) baik dari sektor pertanian, transportasi, sampah, pabrik dan sebagainya

v  Kerusakan  hutan akibat aktivitas penebangan hutan

 

Mengingat pentingnya isu ini dan bahaya yang ditimbulkan di masa depan, maka diperlukan upaya-upaya pencegahan dari sekarang. Upaya-upaya ini dapat dimulai dari lingkup paling kecil di sekitar kita hingga lingkup global atau mendunia. Beberapa langkah yang dapat dilakukan untuk mencegah pemanasan global antara lain :

v  Mengurangi penggunaan kendaraan berbahan bakar :

v  Menggunakan kendaraan yang bebas bahan bakar atau mencari alternatif bahan bakar yang ramah lingkungan

v  Mengurangi penebangan hutan dan menanam kembali pohon

v  Melakukan kegiatan 3R (reduce, reuse, recycle)

v  Mematikan alat-alat elektronik yang tidak digunakan

 

Lingkungan pendidikan merupakan institusi yang berperan penting dalam memberikan pemahaman pada anak didik tentang bahaya global warming dan pentingnya upaya-upaya untuk mencegah terjadinya global warming. Tenaga pendidikan dapat menggunakan metode pembelajaran yang berwawasan lingkungan dan berbasis budaya lokal untuk mengatasi masalah pemanasan global mulai dari pendidikan anak usia dini.

Sebagian PAUD saat ini sudah menunjukkan kepedulian terhadap lingkungan dengan menggunakan metode pembelajaran yang inovatif dan disesuaikan dengan kondisi lingkungan saat ini. Pendidikan berbasis alam merupakan salah satu wujud bentuk kepedulian para pendidik pada lingkungan sehingga mengajak anak untuk lebih mencintai alam sekitarnya.

Selain itu ada pula PAUD yang menggunakan media belajar dari barang-barang bekas dengan menggunakan prinsip 3R : reduce, reuse, recycle. Kepedulian pada lingkungan dapat diterapkan dengan menggunakan barang-barang bekas terutama an organik sebagai media belajar, contohnya : bahan bekas dari plastik (botol, bungkus makanan), mengurangi penggunaan kertas dan memanfaatkan kembali kertas baik dalam bentuk  kardus, majalah, koran sebagai media belajar. Selain itu mengajak anak-anak untuk mencintai lingkungan dengan menanam dan merawat pohon sejak kecil merupakan langkah sederhana agar anak-anak menyadari pentingnya menanam pohon untuk mencegah pemanasan global. 

 

Mengenalkan pentingnya bahaya pemanasan global dan menanamkan kepedulian anak-anak akan pentingnya upaya pencegahan pemanasan global sejak kecil perlu menggunakan metode pembelajaran yang disesuaikan usia anak. Metode pembelajaran pada anak usia dini pada prinsipnya adalah dengan bermain. Pendidik PAUD perlu dibekali wawasan tentang global warming dan cara pengenalannya pada anak-anak. Hal ini dapat dimasukkan dalam tema-tema pembelajaran yang sesuai dengan anak-anak. Misalnya dalam tema tanaman maupun lingkungan, dapat dijelaskan mengenai pentingnya menanam pohon dan menjaga lingkungan. Anak-anak dapat diajak menanam tanaman di lingkungan sekolah maupun di rumah. Apabila terkendala keterbatasan tempat dapat menggunakan media tanam pot.  Selain itu dapat pula dimasukkan dalam tema gejala alam atau bencana alam sehingga mudah dipahami anak-anak.

Anak-anak juga mulai dikenalkan dengan pemilahan dan pengolahan sampah secara sederhana. Sampah-sampah di lingkungan sekolah dapat dibedakan menjadi sampai yang organik (mudah terurai) dan sampah an organik (tidak mudah terurai). Sampah-sampah yang mudah terurai dapat diolah sederhana menjadi pupuk kompos. Sedangkan sampah-sampah yang tidak mudah diurai dapat dimanfaatkan kembali menggunakan prinsip 3R. Barang-barang bekas yang berasal dari plastik seperti botol plastik bekas minuman, gelas plastik, kantong plastik dapat dimanfaatkan kembali. Selain itu dapat juga dijadikan media bermain, misalnya untuk membuat mainan anak-anak, boneka mainan, dan sebagainya. Plastik merupakan bahan yang susah terurai, sedangkan apabila dibakar akan menghasilkan gas yang berbahaya bagi atmosfer. Oleh karena itu, perlu pemahaman tentang perlunya pengurangan dan pemanfaatan kembali barang-barang berbahan plastik. 

Penyebab lain global warming adalah penebangan hutan. Penggunaan kertas di intuisi pendidikan sangat penting. Sementara kebutuhan kertas diperoleh dari aktivitas penebangan hutan / pohon. Oleh karena itu perlu penggunaan kertas secara bijak. Hal ini dapat dilakukan dengan memanfaatkan kembali kertas yang telah dipakai atau mendaur ulangnya. Selain itu, perlu ditanamkan sejak dini tentang pentingnya menanam pohon yang dapat dimulai dari anak-anak usia dini di sekolahnya. 

Penerapan metode pembelajaran untuk memberi pemahaman tentang global warming dapat juga disesuaikan dengan kondisi lingkungan dan budaya lokal yang ada. Misalnya memberi alternatif kegiatan dengan media belajar dari bahan-bahan yang  mudah dijumpai di lingkungan sekitarnya. Memberikan permainan-permainan tradisional daerah sebagai alternatif pengganti mainan-mainan dari pabrik. Nilai-nilai yang dijunjung tiap daerah juga dapat diterapkan dalam pendidikan anak usia dini, misalnya : gotong royong. Anak-anak dapat diajak bersama-sama bergotong royong untuk menunjukkan kecintaan pada lingkungan, misalnya : menjaga kebersihan lingkungan sekolah dan merawat tanaman.

Pendidikan Anak Usia Dini merupakan pijakan awal anak-anak untuk mengenal dunia sekitarnya. Dari sini anak-anak perlu dibekali pemahaman dan pengetahuan tentang pentingnya mencintai lingkungan, termasuk adanya isu global warming dewasa ini. Menumbuhkan kepedulian anak-anak terhadap lingkungan sejak kecil akan memberikan dampak positif bagi kehidupan yang yang lebih luas di kemudian hari. Oleh karena itu, menjadi tantangan bagi para tenaga pendidik PAUD untuk memberikan pemahaman ini mulai dari usia dini.

                                    

 

DAFTAR PUSTAKA

 

http://mediapengawas.blogspot.com/2011/03/prinsip-prinsip-pendidikan-anak-usia.html

http://paud-anakbermainbelajar.blogspot.com/2012/11/pengertian-dan-konsep-dasar-paud.html

http://www.waspada.co.id/index.php?option=com_content&view=article&id=176213:pendidikan-karakter-melalui-budaya-lokal&catid=25:artikel&Itemid=44

http://zootodays.blogspot.com/2013/03/5-cara-mudah-mengatasi-pemanasan-global.htm

 

 

catatan: tulisan ini terpilih sebagai juara III kategori Pembuatan Artikel dalam rangka Jambore HIMPAUDI Tingkat Kabupaten Sleman (Yogyakarta, Mei 2013)

Komentar