Omicron oh Omicron, Singgah Juga Kau Ke Rumah

Maret tahun ini, pandemi Covid 19 sudah berlangsung selama 2 tahun. Sempat mengalami penurunan kasus dan berada di PPKM level 2 untuk Yogyakarta namun saat ini naik kembali ke level 4. Selama 2 tahun pandemi, tentu dampaknya sangat besar. Tak hanya soal ekonomi. Juga banyak yang harus kehilangan anggota keluarga.

Pertengahan tahun lalu varian Delta menyebar, banyak kasus konfirmasi positif di sekitar kita. Rumah sakit penuh. Banyak yang meninggal dunia pula. Tak jarang, nyaris satu kampung harus menjalani isoman (isolasi mandiri). Menjelang akhir tahun, keadaan mulai membaik. Aktivitas perlahan kembali berjalan. Termasuk sekolah-sekolah.

Bulan Januari 2022 dimulainya semester 2 pembelajaran di sekolah secara tatap muka terbatas di semua kelompok usia. Sebagai upaya pencehahan penyebaran virus Covid-19, protokol  di sekolah dilakukan semaksimal mungkin sesuai prosedur. Pengukuran suha setiap datang dan pulang, sering mencuci tangan, menjaga jarak, membatasi penggunaaan alat untuk bersamaan, dan lain-lain.

Meskipun begitu, baru saja sebulan pembelajaran tatap muka terbatas di mulai, muncul kasus adanya konfirmasi positif salah satu warga sekolah. Kasus pertama kali. Selanjutnya pembelajaran tatap muka terbatasa dihentikan sementara dan kembali belajar dari rumah. Sekolah kemudian berkoordinasi dengan pihak Puskesmas setempat dan dimulailah serangkaian prosedur untuk tracing dan melakukan swab test bagi yang memiliki kontak erat. 

Sejauh itu, keluarga kami terhindar dari kasus Covid. Jika pun sakit, tidak pernah mengalami keluhan yang mengindikasi ke arah Covid.

Hingga akhirnya, pertengahan Maret, ponakan yang berusia 8 tahun mengeluh pusing dan tenggorokan sedikit sakit, ketika diukur suhunya pun  mulai demam. Sehari tidak ada perbaikan. Dan dibawalah untuk periksa dan swab test antigen.

Hasilnya?

Positif. 

 Setelah 2 tahun terhindar, Omicron pun singgah di rumah kami. Mengharuskan kami untuk isoman sesuai prosedur. Omicron yang menurut informasi memang mudah dan cepat menular, namun gejalanya tidak separah varian Delta. Hanya seperti flus biasa, begitu orang-orang menyebutnya.

Kali ini kami  harus benar-benar berdamai dengan keadaan.Kadang, memang ada hal-hal yang di luar kendali kita. Sebesar apa pun kita sudah mencegahnya.

Simpati yang sedalam-dalamnya untuk mereka yang kehilangan keluarga maupun teman karena Covid 19 di waktu-waktu lalu. 



Komentar