Tahun lalu, ketika berita di televisi mengabarkan adanya virus corona 19 di belahan dunia lain, kejadian itu terasa jauh dari sini.
Lalu mulai muncul kasus pertama di Indonesia. Sudah mulai terasa kegelisahan itu. Semakin terasa lagi, ketika ditemukan kasus positif Covid di kota Solo.
Yogyakarta tidak terlalu jauh dari Solo. Kasus ini pun membuat kita sudah mulai mengubah berbagai agenda terutama berkaitan kegiatan ke luar, seperti: fieldtrip sekolah, piknik, dll.
Dan pertengahan Maret, situasi tanggap darurat pun ditetapkan.
Kita tidak sedang baik-baik saja. Dunia sedang tidak baik-baik saja.
Aku sendiri jarang mengikuti detil berita tentang penambahan kasus positif di Indonesia, maupun tiap propinsi. Aku memilih untuk men skip berita-berita tersebut.
Demi menjaga kesehatan mental, aku memilih mengkonsumsi berita tentang Covid sesuai kebutuhan, misalnya: keputusan-keputusan pemerintah berkaitan dengan pencegahan Covid 19, informasi status penyebaran covid 19 di daerah sekitar, upaya untuk pencegahan virus.
Tahun lalu, kasus-kasus positif masih dalam radius yang jauh.
Sejak beberapa bulan terakhir, kasus covid seolah semakin mendekat. Muncul kasus positif di lingkungan tempat tinggal maupun tempat tinggal. Kemudian teman-teman dekat maupun keluarga juga mengalami..
Kasus positif Covid terus bertambah. Hingga digalakkan kampanye #AyoGaweJogjaIjo. Sebuah doa dan harapan agar kondisi Jogja semakin membaik. Juga seluruh negara ini.
Begitu juga keluarga besarku.
Jika sebelumnya hanya melihat orang lain menjalani swab maupun isoman, akhirnya kita pun mengalami. Bergejala seperti batuk-batuk, demam, kemudian ketika di swab, hasil menunjukkan positif Covid. Mereka juga anosmia selama beberapa hari.
Saat kutulis ini, keluarga besar sedang menjalani isolasi mandiri, baru mulai 3 hari. Doa-doa terbaik untuk seluruh keluarga, teman dan siapa pun yang saat ini sedang postif Covid dan menjalani isolasi mandiri, semoga segera diberi kesembuhan.
Semoga dunia segera baik-baik saja.
Komentar
Posting Komentar