Setidaknya, Pernah Mendaki Lawu

Sudah nonton film atau baca novel 5 cm?  Atau justru dua-duanya? Atau mungkin yang suka lagu-lagunya Fiersa Besari juga mengikuti kisah-kisah  perjalanan pendakiannya lewat buku dan Youtubenya?

Atau mungkin kalian suka, kisah-kisah pendakian gunung karena banyak kisah misteri di baliknya? Nah, ini pasti cocok buat kalian yang suka horor-horor. Sepertinya seru ya, mengikuti kisah-kisah pendakian.

Aku mau sedikit cerita tentang pengalamanku ikut mendaki gunung. Pengalaman pertama dan sepertinya bakal jadi pengalaman terakhir juga. Yup, pendakian Lawu jadi pengalaman istimewa buatku. 

Mengingat karakter dan postur tubuhku, sepertinya nggak ada yang percaya kalau aku pernah ikut mendaki Lawu. Wajar sih.  Lagian, aku memang nggak sempat sampai di puncak, sih. Hanya sampai pos 2. hehehe..

Jadi, waktu itu libur semester, bulan Juni tahun 1998. Wow, dah 22 tahun yang lalu. Bareng teman-teman seangkatan kuliah, jurusan Kimia UNY (universitas Negeri Yogyakarta) mungkin sekitar 25-30 orang. 

Kita ngadain acara camping sekaligus pendakian di Lawu, dengan ditemani salah satu dosen. Ohya, kami di sana juga melakukan penanaman pohon.Kegiatan ini kami namai "Back To Nature."

Kenapa aku "berani" ikut pendakian ini? Ya, karena teman-teman lelaki kami sudah mempertimbangkan jalur yang "aman" untuk kami yang pemula, terutama untuk yang cewek-cewek.

Untuk basecamp, kami camping di area camping bukit Sekipan, Karanganyar -yang sekarang sudah jadi tempat wisata-.

Sore hari, dari basecamp camping  kami naik semacam mobil colt untuk sampai di basecamp jalur pendakian. Kalau tidak salah, kami lewat jalur Cemoro Kandang. Jalur ini lebih landai meskipun membutuhkan waktu lebih lama sampai puncak.

Aku lupa, apakah saat itu sudah mulai sering turun hujan atau memang karena berada di daerah pegunungan karena saat camping maupun pendakian, sering gerimis dan turun hujan.

Mungkin sekitar pukul 7 malam, kami mulai naik jalur pendakian. Suer, aku sebenarnya deg-degan sekali, kali ini pengalaman pertama. Tapi, mengingat sebagian teman-teman cewek juga termasuk pendaki pemula, membuatku merasa sedikit tenang karena ada temannya.

salut, buat teman-teman cowok yang sabar mengkuti ritme kami. Jadi pendakian pun terasa "santai''.. 

Pendakian lewat jalur ini terdiri dari  4 pos. Aku cukup lemah jika diminta mengingat-ingat berapa jarak dan lama perjalanan waktu itu.

seingatku, saat tengah malam, ketika kami sudah sampai di Pos 2, kondisi berkabut. Cukup membuat kami kedinginan. Cewek-cewek beristirahat di dalam pos, uyel-uyelan, mencari kehangatan. hehehe. sementara yang cowok tidur di luar, di alam terbuka. 

Pagi hari, kami menikmati sejenak pemandangan dari pos 2. Bener-bener indah dan menakjubkan. Semalam, saat perjalanan, kami hanya fokus melihat ke depan. Sementara di sekeliling hanya tampak gelap. Belum lagi takut, jika di kiri kanan ada jurang.

Lalu, melihat kondisi beberapa peserta cewek, akhirnya diputuskan, untuk yang tetap lanjut ke puncak bisa lanjut ke puncak. Sedangkan yang memilih turun (terutama yang cewek-cewek) akan ditemani beberapa teman cowok.

kelompok yang turun duluan

Karena ada sebagian teman cewek yang pilih balik basecamp lebih dulu, aku pun juga ikut turun. Sebenarnya, sedih dan menyesal sih, cuma kuatir merepotkan teman-teman kalau ikut memaksakan naik. hehehe...

Saat turun, bersama sebagian teman, cuaca cukup cerah. Kami pun tetap menikmati suasana sepanjang perjalanan turun. Perjalanan turun ini pun juga tak kalah serunya. 

aku: depan paling kiri

Karena hanya beberapa orang saja, kami bisa saling ngobrol selama perjalanan. Tidak terburu-buru juga. Bisa lebih menikmati pemandangan yang semalam mungkin tidak kami perhatikan karena gelap...

 


Jadi begitulah, pengalaman pertama dan mungkin terakhir, aku ikut pendakian. Juga asal muasal aku hanya sampai di Pos 2 dan tidak sampai ke puncak Lawu.




Komentar