Decluttering Sekaligus Belajar Melepaskan Koleksi Bukuku

 Di antara banyak benda milikku, koleksi buku termasuk benda yang aku sayang dan jaga sepenuh hati (ceileee).

Aku pernah bercita-cita punya rumah baca pribadi. Membayangkan orang-orang baik dewasa maupun anak-anak di sekitarku akan asyik membaca buku-buku koleksiku. Aku sudah membuat inventaris dan kode buku semampuku, menyampuli dan melabeli  buku-buku koleksi, serta membuat kartu untuk tanda peminjaman,  Jika belanja ke toko buku atau datang ke pameran buku, aku biasa membeli buku dengan beragam kategori, meskipun buku fiksi terutama novel tetap menjadi koleksi terbanyakku,

Beberapa remaja di sekitar maupun teman-teman mulai meminjam. Aku mencatat di buku peminjaman juga.  Pernah patah hati karena buku-buku yang tidak dikembalikan peminjamnya atau buku-buku kesayangan rusak dimakan rayap. Beberapa tahun aku sempat nggak banyak beli buku. Kesibukan kerja, jarang ke toko buku, dan hampir nggak ada lagi pameran buku di kota Jogja. Paling seseakli aja aku nambah novel baru, entah beli online atau langsung ke toko buku.

Sejak tahun kemarin, adanya pandemi dan aku mulai membuat akun bookstagramku, koleksi bukuku semakin bertambah. Rekomendasi buku-buku bagus berseliweran di instagram membuatku tergoda. Aku juga sedang belajar mereview buku, jadi aku mencoba membaca buku-buku non fiksi yang selama ini jarang aku baca.
 

 


Salah satu buku yang menginspirasiku yaitu The Life-Magic Changing of Tidying Up karya Marie Kondo. Buku ini menyadarkanku untuk hanya menyimpan benda-benda yang membuat kita bahagia. Buku tentu saja membuatku bahagia. Tapi buku sebanyak yang aku punya ini, dan mungkin tidak akan aku baca lagi, apakah akan terus aku simpan.

Decluttering artinya memilah barang-barang yang sudah tidak terpakai.  Aku mulai memilah koleksi buku-bukuku.
Aku juga belajar dari para bookstagrammer sekaligus belajar hidup minimalis, sedikit demi sedikit aku mulai "melepas" buku koleksiku.Alasan-alasan kenapa aku akhirnya mulai melepas sebagian buku-buku koleksiku>
1. Rak buku semakin penuh. 

Aku hanya punya beberapa rak kecil. Selain rak penuh, untuk menambah rak, kupikir akan menyita banyak tempat.

2. Banyak buku yang dimakan rayap. 

Hal ini mungkin dikarenakan penyimpanan bukuku yang kurang baik. 

3. Sebagian buku tidak pernah aku baca lagi. 

    Terutama buku-buku lama yang aku bahkan sudah lupa isi ceritanya.

4. Aku hanya ingin menyimpan buku-buku yang berkesan untukku serta tetap bisa aku baca di masa-masa mendatang. Buku-buku yang kusumbangkan adalah buku-buku yang jarang dan mungkin tidak akan aku baca lagi



Kemana sebagian koleksi bukuku aku beralih?

Sebenarnya ada beberapa cara yang bisa dilakukan. Intinya: dijual atau  disumbangkan. Jujur karena aku kurang terbiasa dalam menjual barang-barang, temasuk untuk urusan packing dan pengiriman, maka aku tidak menempuh cara ini. Aku memilih memberikan buku-buku ini pada orang lain.

1. Memberikan pada teman-teman

    Sebagian novel-novel koleksikua aku berikan pada teman-teman. Tentu saja teman yang aku tau senang membaca buku sesuai dengan genre buku yang aku sumbangkan.

2. Menyumbangkan ke taman bacaan

    Sebagian buku baik novel, komik maupun buku non fiksi, aku sumbangkan ke rumah baca milik teman yang aku kenal.


Harapanku, tentu saja buku-buku yang aku sumbangkan itu berguna untuk teman-temanku. Tau, apa yang paling melegakan? Dulu, aku sering kesal banget kalau buku-buku bagusku hilang atau tidak dikembalikan saat ada yang meminjam. Namun, sekarang, ketika aku bisa memberikan pada orang lain, rasanya ternyata lebih menyenangkan.

Komentar